Google

Minggu, 20 Januari 2008

KO di Pilkada Tangerang, PKS Harus Selektif Usung Calon

KO di Pilkada Tangerang, PKS Harus Selektif Usung Calon
Iqbal Fadil - detikcom

Jakarta - Kekalahan demi kekalahan harus dirasakan PKS dalam beberapa pelaksanaan pilkada. Kemenangan pasangan Ismet Iskandar dan Rano Karno di Pilkada Kabupaten Tangerang seharusnya membuka mata pemimpin partai tersebut agar lebih selektif mengusung calon.

Keoknya pasangan Jazuli Juwaini - Airin Rachmi Diani, melengkapi daftar kekalahan PKS sebelumnya setelah gagal memenangkan Adang Daradjatun dan Dani Anwar di Pilkada DKI Jakarta dan kalah bersaing dari Ratu Atut Choisiyah - Masduki ketika mengusung Zulkifliemansyah - Marissa Haque di Pilkada Banten.

Meski tiap kekalahan di masing-masing Pilkada itu memiliki alasan berbeda, namun satu hal yang jelas terlihat, PKS adalah partai yang berani mengajukan calon alternatif dan berani bertarung melawan kekuatan partai-partai besar.

"Dalam pilkada memang figur yang lebih dominan. Partai hanya sebagai kendaraan politik walaupun memang bisa menjadi mesin kekuatan politik," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (21/1/2008).

Sekuat apa pun mesin partai bekerja, lanjut Qodari, tidak akan mampu menyaingi popularitas seorang figur yang cukup terkenal. "Mekanisme ini yang kurang disadari PKS," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Qodari mengungkapkan, sebenarnya sosok Ismet Iskandar sudah unggul jauh dalam beberapa survei yang dilaksanakan sebelum pilkada Tangerang digelar. Kemenangan pasangan Ismet dan Rano sudah bisa diprediksi lebih awal.

"Faktor Rano Karno hanya berperan untuk menjaga perolehan suara pesaingnya tidak terlalu besar," analisis Qodari.

Sebuah kesalahan yang menurut Qodari dilakukan PKS dalam beberapa kali pilkada adalah partai tersebut menentukan calon terlebih dahulu baru mengadakan survei untuk mengetahui popularitasnya.

"PKS harus lebih pandai dan cermat, seleksi calon kepala daerah jangan asal pilih saja. Masyarakat memilih calon yang populer," tegasnya.

Selain selektif memilih calon, cara lain yang bisa dilakukan PKS adalah membuka komunikasi dengan partai-partai besar dalam mengusung calon, meski sekali lagi itu tidak menjamin.

"Mekanisme ini yang belum terbiasa di lakukan PKS," pungkas Qodari.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

akh. ud cb kunjungi bloq ini blum;
http://www.partaikeadilansejahtera.wordpress.com

aseli kereen B.G.T
salam ukhuwah..